BAHAYA !!!
Anda akan terprovokasi untuk melakukan perubahan
secara besar-besaran terhadap
sistem pendidikan di Indonesia
Neraka?, maksudnya apa?, emang gitu?, masak sih?, dan pertanyaan
lainnya yang bermaksud pada kebingungan, betul kan?. Pembaca sekalian yang saya hormati mungkin bingung dan butuh tujuh
kali keliling untuk berpikir, sebelumnya maaf, jujur saya juga bingung (Lho?). Oke-oke semua tenang , dalam artikel
ini, saya akan coba sampaikan maksud saya ini dengan baik-baik dan rada semrawut.
Sebelum kita melangkah lebih jauh,
saya ingin bertanya, apakah berita terpanas mengenai pendidikan kita?, masalah apa
sih yang selalu dikupas dalam artikel
pendidikan?, apakah ada masalah lagi yang lebih parah dan sangat mempengaruhi perekonomian
dan kehidupan masa depan negara kita?. Semua pasti serentak menjawab masalah
RSBI, mahalnya biaya sekolah dan minimnya fasilitas yang memadai untuk kegiatan
belajar mengajar, dan pasti yang terakhir semua hanya geleng-geleng kepala .Saya yakin hanya anggukan saja yang dilakukan pembaca sekalian setelah saya paparkan jawaban
pembaca sekalian. Kenapa?, karena kita terlalu sering berprinsip semut di samudra Arktik lebih terlihat dari pada paus biru di pelupuk mata.
Lha terus apa masalahnya?.
Gini, pendidikan
di Indonesia boleh (bahkan sangat dibolehkan) untuk dikatakan sebagai sistem pendidikan
negara berkembang (baca = diam di tempat) bukan sistem negara maju (baca =
terus berlari), setuju?. Alasannya? , karena sistem pendidikan kita mengarahkan
otak siswa untuk selalu berpikir diam (baca = realitis) bukan berpikir maju (
baca = imajinatif). Dan kedua sistem inilah yang membedakan antara negara berkembang
dengan negara maju, bukti?.
Saya tidak akan memberikan contoh
yang jauh-jauh, lihatlah diri anda !. Pelajaran apa sih yang sering anda temui di setiap jenjang pendidikan dari SD
hingga Perguruan Tinggi?, serentak semua menjawab pelajaran eksak alias hitung -hitungan. Dan dampak dari itu adalah kebanyakan masyarakat
Indonesia selalu berpikir hitung-hitungan
untuk maju menjadi bangsa yang lebih dari bangsa yang maju.
Dengan sistem pendidikan yang
demikian, dapat ditebak bahwa pendidikan Indonesia ini menganut paham nerakanisme. Maksudnya?, sistem pendidikan
Indonesia mengarahkan siswanya untuk berfikir sesuai dengan kehendak para tetua, bila tidak pukulan pun akan mendarat dengan bebasnya dan tidak mengembangkan bakat
minat siswanya. Misal bila ada anak yang ingin mengembangkan bakatnya sebut saja
menggambar, anak itu mungkin akan di cemooh oleh orang-orang di sekitarnya. Karena
menganggap mengambar kurang menghasilkan daripada pekerjaan yang ada di bawah pemerintah
sebut saja PNS. Apakah benar demikian ?
Padahal
salah satu negara maju, sebut saja Jepang, mereka menerapkan sistem yang agak nyeleneh menurut pikiran kita. Alih-alih menerapkan sistem yang
menuntut siswanya untuk melakukan hitung-hitungan,
mereka malah menuntut siswanya untuk “menggambar”, ya menggambar, anehkan?. Tapi lihatlah bagaimana pesatnya
kemajuan negara Jepang yang pernah di luluh-lantahkan sekutu dengan bom atom.
Sebetulnya mereka tidaklah nyeleneh, namun mereka mempunyai tujuannya
yang besar. Mereka tahu bahwa menggambar adalah salah satu cara untuk mengembangkan
imajinasi (baca = otak kanan). Data pun memberi fakta, bahwa kesuksesan itu ditentukan
oleh 80% otak kanan dan 20% otak kiri. Ditambah petuah dari Bapak Cahaya, Albert Einstein, “imajinasi itu lebih dulu dari pada pengetahuan”, penulis
pun menggantinya dengan “ otak kanan itu lebih dulu dari pada otak kiri.
Dengan demikian dapat dipastikan
bahwa sistem pendidikan yang seharusnya itu adalah sistem pendidikan yang
mengarahkan pikiran siswanya untuk bebas berpikir (baca = berimajinasi) layaknya
mereka berada di surga. Bukan sistem pendidikan yang mengharuskan siswanya untuk
selalu terkekang seperti berada di neraka.
Apa hubungannya dengan perekonomian dan
kehidupan bangsa dimasa mendatang?. Hubunganya dengan perekonomian dan kehidupan
bengsa di masa depan dengan sistem pendidikan yang sekarang sangatlah erat
kaitanya. Kita tahu bahwa syarat suatu negara dapat dikatakan negara maju yakni
jumlah pengusahanya lebih dari 2%. Bagaimana dengan jumlah pengusaha di
Indonesia?, hanya 1,56% saja jumlah pengusaha yang ada di Indonesia. Padahal
negara Singapura yang notabene adalah negara yang memiliki luas wilayahnya
lebih kecil dari DKI Jakarta memliki jumlah pengusaha sebanyak 7,2 %. Bagaimana
dengan negara lainnya?, jujur saya sendiri malu untuk menginformasikannya. Namun
karena ini penting sekali saya akan informasikan dengan perasaan malu, negara
Malaysia memiliki jumlah pengusaha sebesar 2,4%, Thailand 4,1% dan Jepang 10%.
Apa
yang terjadi jika pasar bebas ASEAN 2015 dibuka?, dapat dipastikan jika negara
Indonesia tidak bisa meningkat jumlah pengusahanya meningkat akan kalah dengan
negara ASEAN lainnya. Dengan sistem pendidikan Indonesia yang sekarang, saya kurang
yakin kalau Indonesia mampu mengalahkan negara ASEAN lainya. Kenapa?, sebuah
pertanyaan yang tidak usah dijawab karena anda tahu, karena sistem pendidikan
di Indonesia berbasis otak kiri. Dan otak kiri adalah otak para pekerja alias
karyawan.
Coba
bayangkan bila jumlah pengusaha di Indonesia jumlahnya lebih dari 10%. Dengan
demikian lapangan kerja akan semakin
luas dan tidak ada lagi TKI atu TKW yang mendapat siksaan di negara lain.
Bagaimana dengan pendidikannya?, dengan banyaknya pengusaha, maka jumlah
pendapatan negara akan meningkat pula. Dengan semakin tingginya jumlah pendapatan
negara, maka jumlah subsisidi untuk pendidikan akan ikut meningkat dan
persentase jumlah angka buta huruf pun akan menurun. Kesejahteraan, jumlah
harapan hidup dan fasilitas yang memadai pun akan meningkat pula, namun jadi
beda jika di korupsi.
Ngomong-ngomong
soal korupsi, saya mau bertanya kembali, berapa jumlah Doctor, Magister dan Sarjana
yang terlibat korupsi?, apakah mereka bodoh?, berapa IPKnya?, apa sebab yang
kejadian ini bisa terjadi?. Menurut pendapat saya, karena sistem pendidikanlah
yang menyebabkanya. Karena seperti di atas, yang diasah hanyalah otak kirinya
bukan otak kanannya. IQ adalah kekhasanya otak kiri, sedangkan EQ danSQ adalah
kekhasanya otak kanan.
Kalau
yang hanya diasah cuma intelektualnya bukan emosionalnya maka yang namanya
prinsip agama pun sulit untuk dijadikan pedoman hidup. Dampak besar dari ini
adalah semakin terkikisnya jati diri bangsa. Dan yang namanya perbuatan maksiat
pun akan meningkat dengan derastis. Kalau
terus dibiarkan akan menjadikan suramnya masa depan Indonesia kelak.
Ketakutan
adalah produk lain dari sistem nerakanisme
pendidikan di Indonesia. Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang dalam
keadaan over terhadap imajinasi dan
keberanian. Tapi apa yang dilakukan para orang tua di Indonesia?.“nina bobok .. o .. nina .. bobok kalau tidak
bobok digigit nyamuk” adalah satu dari sekian mindset ketakutan yang ditanamkan para orang tua di Indonesia
terhadap anak-anaknya.
Bukannya
saya dukun, paranormal atau peramal, tapi saya yakin jika negara Indonesia
tidak memiliki pemuda-pemuda yang tidak merubah sistem nerakanisme pendidikan Indonesia. Maka negara Indoenesia tidak akan
menjadi negara makmur atau bahkan negara maju. Karena dasarnya yakni sistem
pendidikannya sudah bobrok parah
sekali.
Apakah
kita hanya menunggu takdir Tuhan yang menjadikan negara Indonesia menjadi
negara makmur apalagi maju?. Namun hukum Alam tidaklah demikian, karena hukum Alam
meyatakan, jika seorang tidak merubah diri mereka sendiri, maka Alam pun tidak
akan merubah. Dan Semesta hanya berfirman: “ jika kamu ingin sesuatu, maka akan
Aku wujudkan”. Tidak berfirman: ” Aku akan memberikan apa yang kamu tidak
inginkan”.
Lha
terus apa yang harus kita laukan, hai penulis?.
Saya tidak akan memberitau, tapi menyuruh anda action. Jika anda tidak mau action,
lebih baik anda buang dan bakar saja tulisan ini dan tanya saja mbah google. Tapi saya yakin tidak akan
menemukan tulisan persis sama dengan tulisan saya ini. Jadi mau tidak mau anda harus menurut kepada saya, hehehe .
Langsung
saja, mulailah dari diri hati anda!. “saya harus melakukan perubahan” adalah
satu-satunya kalimat yang ada di mindset
anda. Kemudian sebarkan sprit perubahan
kepada keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat anda. Jika tidak
demikian maka sama halnya anda dengan obor
di tengah badai.
Jangan
hanya demo!. Karena teriak tanpa action sama dengan anda tengki begetar dan berbunyi sangat nyaring
sekali membuat dunia kiamat (kata penulis). Siapakah koruptor sekarang?,
saya yakin para koruptor sekarang adalah para pendemo tahun 1998. Kurang
percaya?, buktikan sendiri dengan mencatat para pendemo sekarang dan catat pula
pendemo berdasi (baca = koruptor) 20 tahun mendatang, apakah sama?.
Pemerintah
Indonesia sudah berusaha untuk melakukan perbaiakan demi perbaikan. Walaupun
masih ada juga yang namanya “koruptor” yang merusaknya. Namun kita jangan
menyalahkan pemerintahnya, tapi koruptornya. Apakah kita mampu melakukan
perbaikan yang lebih baik daripada pemerintah? Ingat untuk merubah sistem nerakanisme pendidikan Indonesia tidak
hanya dengan berdemo!, ingat itu, hai para pendemo!.
Dan
kalau kita berdemo, sama halnya dengan kita memperparah sistem nerakanisme pendidikan Indonesia.
Alasannya tidak lain adalah EQ dan SQ. Jika hanya menggunakan mulut (baca =
IQ), tanpa menggunakan hati (baca = EQ dan SQ), maka ... ,udah tau kan jawaabanya?.
Yang terakhir adalah actionkan apa yang anda inginkan. Jika
anda ingin melakukan perubahan, ya lakukan sekarang jangan hanya menunggu,
walaupun hanya beberapa milidetik. Waktu tak akan pernah berhenti, tapi kita lah
yang terus berhenti. Maksimal energi kita untuk melakukan perubahan.
Semesta akan memberikan banyak energi
kepada kita, jika kita action. Karena
Hukum Alam akan berlaku yakni “Aku akan memberikan banyak energi, jika kamu
menjemputnya”. Ingat bahwa takdir dapat kita rubah jika kita action.
Dan jangan lupa “berdiri di atas
bahu raksasa”. Kita harus belajar kepada orang-orang yang telah merasakan pahitnya perjuangan, dan lezatnya kesuksesan, itulah maksud dari
kalimat itu. Ngapain kita action sedikit namun tidak menghasilkan karena
kita salah action. Paling baik kita action banyak namun menghasilkan banyak
pula, karena action sudah terbukti
jitu. Karena inilah yang dilakukan Issac Newton dalan kehidupannnya.
Sebagai penutup, saya ingin
menegaskan lagi. Action, action, action,
action, action, action, dan action. Dengan begitu kita dapat menjadikan
Indonesia menjadi negara makmur, maju bahkan super power. Harapan demi harapan akan terwujud. Dan iringi action dengan positive thinking
Tak banyak yang saya tuliskan. Saya
tidak ingin anda memberikan kata bagus terhadap tulisan ini-berharap begitu-.
Tapi saya anda tutup artikel ini dan action.
Dalam lindungan Yang Maha Kuasa
Dan cinta Ibu Pertiwi
Di tambah semangat perubahan yang
membara
Surakarta, 11 Febuari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar