Sabtu, 28 Februari 2015

Nol = kosong




Bismillah,

Ku awali tulisanku ini.

Mungkin setahun lebih aku tak  menulis lagi di blog ku. Banyak hal dan persoalan hidup yang menjadikan diriku untuk berhenti menulis sementara. Bukannya tak ingin tapi mencoba untuk diam dulu. Diam untuk mendengar, melihat, dan belajar menemukan apa yang diajarkan Allah melalui kehidupan kita.

Nol = kosong

Perumpamaan bagaimana kita menjadi orang yang selalu menerima kebenaran. Seperti gelas kosong yang selalu  dapat di isi, bukan seperti gelas yang sudah terisi yang tak mampu lagi di isi. Dengan begitulah kita mau dan mampu menerima setiap kebenaran yang diajarkan oleh Allah melalui ayat – ayat- Nya yang tersurat maupun yang tak tersurat.

Perumpamaan ini lah yang juga menjadi salah satu makna kehidupan untuk kembali  ke fitrah awal ketika kita dilahirkan  ke dunia. Dengan keadaan suci yang tak diliputi dengan kegelapan dosa.

Perumpamaan inilah yang juga menjadi awal tulisan ku di blog setelah lama berhenti menulis. Kembali ke “nol” setelah berada dalam keadaan “minus” dalam kehidupan . Keadaan dimana diriku mengalami kejatuhan dan ketidakberdayaan. Kedaan dimana diri diliputi oleh kegelapan dosa, kegelapan hati dan jiwa.

Dari keadaan itu, diriku untuk mencoba untuk merenungi, belajar, memperbaiki, muhasabah diri, dan melihat diriku sendiri. Bukan untuk melihat orang lain, menyalahkan orang lain dan menyalahkan keadaan.

Kemudian berusaha untuk kembali berdiri dan berjalan untuk terus hidup. Walaupun terasa susah dan teramat sulit. Semoga ini menjadi awal yang baik. Awal untuk menambah “nilai’ diri dari nilai nol, sedikit demi sedikit hingga mencapai “nilai” tertinggi dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar