Jumat, 27 Desember 2013

Hati yang Berdamai



Sahabat, tulisan ini merupakan tulisan ku mengenai persoalan hati. Ya, hati. Ini merupakan perjalanan hatiku menemukan pelabuhan yang indah nan suci. Dimana pelabuhan itu menerimaku dan aku pun merasa nyaman di pelabuhan itu.
Cinta adalah sesuatu yang sangat dominan dalam masalah ini. Aku memandang “cinta” sebagai sesuatu hal yang positif bukan sesuatu yang negatif. Walaupun terkadang banyak orang yang pernah merasakan sakitnya cinta dan kemudian mengatakan cinta itu “jahat”, namun aku tidak.
Ku awali tuisan ini dengan perjalanan hati ku yang telah terlanjur merakan sakitnya cinta. O ya , aku menulis ini janganlah sahabat sekalian anggap sebagai luapan kegalauan selama ini, aku menulis ini untuk merubah persaan hati ku saat ini menjadi persaan hati yang berdamai.
Sahabat, pernahkah engkau membayangkan dan bahkan merasakan bagaimana hatimu merasa kecewa, sedih, bahkan selalu meneteskan air mata yang tak seharusnya engkau teteskan untuk cinta. Engkau berusaha, berjuang, dan mengarahkan  sebuah perahu kecil agar perahu kecilmu merasa nyaman di sebuah pelabuhan. Namun, terkadang pelabuhan menyuruh perahu kecilmu agar menjauhi pelabuhan itu karena ada perahu baru yang mau berlabuh. Kalau aku, pernah merasakan semuannya. Ketika pejuangan mempertahankan hati agar tetap berdamai, dibayar dengan sesuatu yang tak semestinya, aku pun  pernah merasakannnya.
Namun, aku bukanlah tipe orang terus menerus termenung terjebak dalam kegalauan hati. Semua itu aku anggap sebagai pelajaran untuk selalu mendamaikan hati, merelakan semua yang terjadi walaupun itu terasa berat di hati. Ya, sekaranglah diriku mendamaikan hati dan menggapai sebuah keabadian cinta yang menjadi pengembaraan hatiku.
Andai engkau tahu wahai seorang yang telah mendamaikan hatiku, aku selalu berharap engkau selalu keika aku sangat membutuhkanmu. Aku selalu berharap bisa mendengar cerita-ceritamu, tahu kabarmu, keadaan dan apa-apa tentangmu. Namun harapan hanyalah harapan tak berwujud apapun. Yang ada hanyalah kekecewaan dan kekecewaan. Apa aku marah?, apa aku berhenti berharap ?, sungguh tidak, aku selalu memaafkan semuanya, dan akan terus berharap walaupun harapan itu kosong tak berwujud sama sekali. Apa aku sakit, terjatuh setelah mengalami semua ini ?, sekali tidak. Inilah yang menjadi kekuatanku untuk terus hidup, merasakan apa itu hati yang selamanya berdamai.
Aku cuma beharap engkau selalu bahagia dan tersenyum selalu dan selamanya, dengan orang lain. Terima kasih untuk semua pelajaran yang engkau berikan tentang hati yangberdamai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar