Sahabat, tulisan ini merupakan
tulisan ku mengenai persoalan hati. Ya, hati. Ini merupakan perjalanan hatiku menemukan
pelabuhan yang indah nan suci. Dimana pelabuhan itu menerimaku dan aku pun merasa
nyaman di pelabuhan itu.
Cinta adalah sesuatu yang sangat
dominan dalam masalah ini. Aku memandang “cinta” sebagai sesuatu hal yang
positif bukan sesuatu yang negatif. Walaupun terkadang banyak orang yang pernah
merasakan sakitnya cinta dan kemudian mengatakan cinta itu “jahat”, namun aku tidak.
Ku awali tuisan ini dengan
perjalanan hati ku yang telah terlanjur merakan sakitnya cinta. O ya , aku menulis
ini janganlah sahabat sekalian anggap sebagai luapan kegalauan selama ini, aku
menulis ini untuk merubah persaan hati ku saat ini menjadi persaan hati yang berdamai.
Sahabat, pernahkah engkau
membayangkan dan bahkan merasakan bagaimana hatimu merasa kecewa, sedih, bahkan
selalu meneteskan air mata yang tak seharusnya engkau teteskan untuk cinta.
Engkau berusaha, berjuang, dan mengarahkan
sebuah perahu kecil agar perahu kecilmu merasa nyaman di sebuah
pelabuhan. Namun, terkadang pelabuhan menyuruh perahu kecilmu agar menjauhi
pelabuhan itu karena ada perahu baru yang mau berlabuh. Kalau aku, pernah
merasakan semuannya. Ketika pejuangan mempertahankan hati agar tetap berdamai,
dibayar dengan sesuatu yang tak semestinya, aku pun pernah merasakannnya.
Namun, aku bukanlah tipe orang
terus menerus termenung terjebak dalam kegalauan hati. Semua itu aku anggap
sebagai pelajaran untuk selalu mendamaikan hati, merelakan semua yang terjadi
walaupun itu terasa berat di hati. Ya, sekaranglah diriku mendamaikan hati dan
menggapai sebuah keabadian cinta yang menjadi pengembaraan hatiku.
Andai engkau tahu wahai seorang
yang telah mendamaikan hatiku, aku selalu berharap engkau selalu keika aku sangat membutuhkanmu. Aku selalu berharap bisa mendengar cerita-ceritamu, tahu
kabarmu, keadaan dan apa-apa tentangmu. Namun harapan hanyalah harapan tak
berwujud apapun. Yang ada hanyalah kekecewaan dan kekecewaan. Apa aku marah?,
apa aku berhenti berharap ?, sungguh tidak, aku selalu memaafkan semuanya, dan
akan terus berharap walaupun harapan itu kosong tak berwujud sama sekali. Apa
aku sakit, terjatuh setelah mengalami semua ini ?, sekali tidak. Inilah yang
menjadi kekuatanku untuk terus hidup, merasakan apa itu hati yang selamanya
berdamai.
Aku cuma beharap engkau selalu
bahagia dan tersenyum selalu dan selamanya, dengan orang lain. Terima kasih untuk semua
pelajaran yang engkau berikan tentang hati yangberdamai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar