Senin, 04 Mei 2015

Ijat




Hamzah

Ijat



Multitalent, kesan ku pada sahabat ku ini. Cerdas, cakap, kuat pendirian, mempunyai jiwa seni yang kuat, musisi, pengarang, seimbang otak kanan – kiri, baik, sederhana, suci, apa adanya, lucu, bisa mbikin susana cair, dan luar biasa.



Aku dekat dengannya mungkin awal –awal masuk SMA MTA Surakarta. Walaupun ya, ijat ini teman SMP ku dulu, namun kurang dekat dengannya, kenal sih  tapi ya belum terlalu dekat seperrti di SMA. Amoba, film menjadi tempat ku bisa lebih dekat dengannya.

Ijat, nama yang diberikan teman – teman ku SMP dulu, iya seperti ijat di film UPIN – IPIN rupanya, katanya. Unik, dan ia tetap bersahaja dengan itu.
Kisah menariknya darinya adalah pilihannya untuk memilih jurusan IPS. Ketika akhir kelas 1, yang masa – masa itu adalah penentuan pilihan jurusan, ia memantapkan dirinya untuk memilih IPS. Sebenernya ia mampu masuk Jurusan IPA, satu – satunya siswa yang masuk peringkat 10 besar dikelasnya ( X – 5 ) yang tidak ke IPA adalah sahabat ku ini. Di IPS ia menunjukkan taringnya, dan membuktikan bahwa dirinya adalah brilian yang tetap mempunyai harga yang tinggi dimanapun berada. Peringkat 1 selalu ia dapatkan semenjak memasuki kelas IPS. Namun ia tetap ijat yang dulu ijat yang bersahaja, apaadanya dan sederhana.

Mulai kelas 3 aku semakin bisa dekat dengan sahabat ku ini. Satu kamar, satu bidang ( keamanan ), dan satu organisasi ( OPBS ). Banyak filosofi – filosofi kehidupan sederhana yang aku pelajari darinya ketika berada di lingkungan dekatnya.

Karya ia buat berderatan jumlahnya. Sejak mulai dari SMP, sutradara ,pengarang, sekaligus pemain drama di MKS ( Malam Karya Seni ) SMP, pencipta salah satu lagu di MKS dan keya – karyanya pu berlanjut ke SMA. Kawanku ini menjadi salah satu dari tim kretif INSAN FATIHUT THARIQ 1035 yang selalu berusaha untuk memberikan yang kesan baru pertama kali, beda, dan kreatif di seluruh kegiatan – kegiatan IFT1035, ia lah yang menjadi sutradara dan pengarang Catatan Hati Seorang Wayang dalam Mahakarya Show UP 2014, pencetus lambang, nama, filosofi FATIHUT THARIQ 1035.


Dengan bicara dan berinteraksi dengannya lah .. akan mampu merasakan kesederhanaan filososi – filosofinya. 



Minggu, 03 Mei 2015

Lilik

Aulia,


Lilik,


Fathur,


Autumn







MC Ketika FDS 2013




Aulia Fathurrohman, kawanku ini  lahir pada 3 Januari 1997 , di Kabupaten Makmur Sukoharjo. Dan sehari – hari menghabiskan waktunya dikediaman pribadinnya Triagan, Mojolaban, Sukoharjo. Kucing menjadi pemandangan tersendiri yang ada dirumahnya.  








Saat Mahakarya SHOW UP 2015
Kesan ku untuknya unik dan kreatif. Lelaki berpawakan tinggi ini, mugkin sering dianggap nyeleneh karena kelakuan – kelakuannya yang mungkin belum bisa di terima beberapa pihak dan dianggap menjengkelkan, namun dengan ke – nyelenehannya lah aku anggap dia sebagai seorang yang unik dan kretif. Dengan ke – nyelenahannyalah ia bisa membuat suasan yang tegang menjadi cair.


FDS Kelas X
GEMA GASTA CREW SMA MTA Surakarta, menjadi tempatnya berkarya dan melakukan perubahan didalamnya. Didalam organisasi itu, ia diamanati untuk menjadi ketua. Telah banyak karya yang ia buat melalui GEMA. Bukan hanya itu ia pun diamanti menjadi sekertaris INSAN FATIHUT TAHRIQ 1035 pada periode akhir.


Lilik, mungkin merupakan teman baru pertama ku di SMA MTA Surakarta, selain dari SMP MTA Gemolong. Pertama kali mengenal dirinya aku langsung tahu kalau kawanku ini mepunyai pribadi yang unik dan keretif. Sering kami gojekan bareng, satu kelas menjadi keuntunganku mengenal lebih dekat kawanku ini. Satu kamar ketika awal kelas X dulu. Namun, sayang belum pernah muncak bareng dengan dirinya.




Foto Bersama REDOKS
Banyak hal – hal kreatif yang aku pelajari darinya. Darinyalah aku kenal Stand Up Comedy, WPAP, majalah HAI, SMA 3 Surakarta, dan dunia luar lainnya di kota SOLO.

Konflik?, pernah sih. Namun dengan itu aku bisa lebih dekatnya.  

Lebih dalamnya, bisa berbicara dan berinteraksi dengannya.

Foto Bersama mas Ifa Isfansyah

Sabtu, 02 Mei 2015

Baim




Ibrahim,




Baim,



Jenggoten,








Ketua PMR WIRA SMA MTA Surakarta, angakatan 26 ..

Perubahan dan kontribusinya di dunia PMR Wira sudah terbuktikan.  Banyak hal – hal baru yang ia dan rekan – rekan sesama PMR WIRA yang ia lakukan. Prestasi di PMR WIRA pun sejalan dengan itu.

Ya, 6 tahun satu kelas, 1 tahun satu kamar, 3 kali naik gunung bersama .. cool  kesan ku untuk sahabat ku ini,

Nama nya tak pernah redup di dunia maya .. selalu saja terdengar kabar darinya ..






Kawanku ini banyak mengajarkan ku tentang berbagai proses pendewasaan, sederhana dan menurut aturan. Sering aku bercerita tentang masalah pribadi dengan dirinya, mungkin ia satu – satunya yang tahu lebih dalam tentang “rasa di hati”. Yang ku suka darinya lah, selalu ada waktu unutk mendengar semua ceritaku. Jadilah ia juga banyak menjaga rahasia pribadiku dan selalu amanat untuk menjaganya.





Dan untuk urusan event – event , adalah orang yang sangat bisa diandalkan dalam segala hal, seringya ya jadi yang dibalik layar sound system.









Mungkin diantara rekan – rekan sahabat amoba dialah yang sering tampil dalam TASMI’ HIFZI QUR’AN.





Lebih dalamnya, silahkan bicara dan interaksi dengannya.



Jumat, 01 Mei 2015

Fam





Faishal Amri,

Faishal,

Amri,

Fais,

Fam,









Sahabat dan saudara, awal aku kenal dengan saudara ku ini 6 tahun yang lalu, ketika itu untuk pertama kalinnya aku memasuki lingkungan baru, lingkungan asrama. Satu kamar selama 3 tahun, satu kelas selama 6 tahun, 2 minggu satu kos, adalah waktu yang mungkin aku mengenalnya lebih dalam. Ya, mungkin dialah sosok sahabat terdekatku.






Faishal Amri, seorang yang punya nama yang cukup terkenal di SMA MTA Surakarta. Berkepribadian yang bagus, selalu memberi inspirasi dan saran, mengajarkan berbagai proses pendewasaan diri, mengajarkan tentang bagaimana menjadi muslim yang apa adanya, dan yang terpenting adalah selalu ada untuk menjadi saudara.




Kerja keras dan tekat yang kuat. Prinsip yang selalu ia gunakan untuk meraih mimpi dan keiginannya. Telah banyak prestasi yang ia raih, peringakat yang ia duduki semenjak SMP hingga SMA selalu memilki prestasi yang baru sesuai mimpinya. Yang terakhir ini adalah tentang FILM dan tekatnyalah selalu menjadi spirit untuk meraihnya.







Keunikan yang baik yang dimilikinya adalah selalu setiap perpulangan memberi salam dari bapaknya. Baik karena dengan itulah hubungan persaudaraan kami lebih terikat dan lebih bisa mengenal keluargannya.





Banyak hal dan cerita darinya, dan beberapa hal yang mungkin hanya kamilah yang tahu. Bertukar pemikiran menjadi hal yang sering kami lakukan, terkadang ya berbeda pemikiran, namun tetap selalu menghormati. Cek – cok pernah, namun ddengan itulah aku bisa lebih mengenal dirinya.







Tulisan mungkin tidak bisa untuk menggambarkan dirina lebih dalam hanyalah dengan bicara dan berinterkasi dengan dirinya lah yang mampu menggambarakan sosok saudara ku ini.

Terima kasih kawanku Fam,














Rabu, 29 April 2015

Sikap

Semakin saya hidup, semakin saya sadar
akan pengaruh sikap dalam kehidupan ..

sikap, saya anggap adalah inti dari sebuah pendidikan dan sebuah kehidupan ..

Sikap lebih penting daripada ilmu, daripada uang,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatan atau dilakukan seorang ..

sikap lebih penting,
daripada penampilan, karunia atau keahlian,
hal yang paling menakjubkan adalah kita memiliki piihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada suatu hari nanti ..

kita tidak dapat mengubah masa lalu,
kita tidak dapat mengubah tingkah laku seorang,
kita tidak dapat mengubah apa yang terjadi,

satu hal yang dapat kita ubah adalah
satu hal yang dapat kita kontrol dan itu adalah sikap kita ...

saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 % dari apayang sebenernya terjadi pada diri kita ..
dan 90 % adalah bagaimana reaksi kita menghadipinnya ..



ditulis kembali dari catatan perjalanan seorang sahabat..

Kamis, 05 Maret 2015

Manusia – manusia baru ..



– Tanpa  kita sadari di bumi Indonesia ini telah tumbuh suatu lapisan baru, pemuda – pemuda, pemusi – pemudi  Indonesia yang dilahirkan setelah 1945 – generasi kemerdekaan Indonesia , Kompas 1969

Manusia baru – baru yang dilahirkan setelah kemerdekaan adalah :
·         Mereka bukan orang yang takjub melihat kaki langit baru, yang terkagum – kagum kepada barat model Sutan Takdir Alisjahban
·         Mereka bukan pemuda bambu runcing
·         Mereka adalah generasi yang di didik dalam optimisme setelah penyerahan kedaulatan, dalam mitos – mitos tentang kemerdekaan dan harapan besar terhadap  – kejayaan Indonesia de masa depan –
·         Mereka adalah generasi yang dibius oleh semangat progesif revolusioner model Soekarno
·         Tetapi terutama generasi inilah yang mengalami kehancuran cita – cita itu semuannya demoralasi dalam segala bidang. Kehancuran kepercayaan kepada generasi – generasi terdahulu.
Catatan sang demonstran , Soe Hoek Gie 1960 -an

Sabtu, 28 Februari 2015

Nol = kosong




Bismillah,

Ku awali tulisanku ini.

Mungkin setahun lebih aku tak  menulis lagi di blog ku. Banyak hal dan persoalan hidup yang menjadikan diriku untuk berhenti menulis sementara. Bukannya tak ingin tapi mencoba untuk diam dulu. Diam untuk mendengar, melihat, dan belajar menemukan apa yang diajarkan Allah melalui kehidupan kita.

Nol = kosong

Perumpamaan bagaimana kita menjadi orang yang selalu menerima kebenaran. Seperti gelas kosong yang selalu  dapat di isi, bukan seperti gelas yang sudah terisi yang tak mampu lagi di isi. Dengan begitulah kita mau dan mampu menerima setiap kebenaran yang diajarkan oleh Allah melalui ayat – ayat- Nya yang tersurat maupun yang tak tersurat.

Perumpamaan ini lah yang juga menjadi salah satu makna kehidupan untuk kembali  ke fitrah awal ketika kita dilahirkan  ke dunia. Dengan keadaan suci yang tak diliputi dengan kegelapan dosa.

Perumpamaan inilah yang juga menjadi awal tulisan ku di blog setelah lama berhenti menulis. Kembali ke “nol” setelah berada dalam keadaan “minus” dalam kehidupan . Keadaan dimana diriku mengalami kejatuhan dan ketidakberdayaan. Kedaan dimana diri diliputi oleh kegelapan dosa, kegelapan hati dan jiwa.

Dari keadaan itu, diriku untuk mencoba untuk merenungi, belajar, memperbaiki, muhasabah diri, dan melihat diriku sendiri. Bukan untuk melihat orang lain, menyalahkan orang lain dan menyalahkan keadaan.

Kemudian berusaha untuk kembali berdiri dan berjalan untuk terus hidup. Walaupun terasa susah dan teramat sulit. Semoga ini menjadi awal yang baik. Awal untuk menambah “nilai’ diri dari nilai nol, sedikit demi sedikit hingga mencapai “nilai” tertinggi dalam kehidupan.